Yes, hello! I am back now to do some more blogging. I kinda miss this, but in these past few months I just don't have much energy and time to actually blog and tell. So yeah, since my teacher is assigning us to start blogging again, here I am. Oh, and happy new year people! I'm wishing all the best things for all of us this year. :-)
Okay so I know all this time I've been blogging in English, but I realize that my English skills aren't that good, so it doesn't really allow me to express what I'm thinking or feeling. I just decided that blogging i English will be challenging for me. But maybe just this time, I want to write some stuff in Indonesian, so I can really let out what I'm feeling. This blog is one place where, I think, no one can really judge me and who I really am, especially with the minimal identity information I provide here. Hopefully I'm not wrong.
So last semester, which is my fifth semester in high school, I did not expect my rank in class to be that low. I know where my downfall is, which is in my German class. I felt like I really tried my best and hardest to achieve better grades, since untuk dapet undangan, gue harus menstabilkan nilai gue dari semester 1 sampe 5, yang dimana menurut gue itu masih gojak-gajik banget. Jadi ya gitudeh, gue udah berusaha. Tapi tetep ternyata nilainya gak sememuaskan itu, walaupun masih dalam bilangan cukup stabil sih. Ya intinya sih, gue kecewa aja hasil kerja keras gue ternyata cuman segitu. Tapi yaudalah, it's not like I'm very angry about it or anything. Just a tiny bit upset. I'm not that upset anymore anyways.
But now I'm back to the upset point again. Really upset. So I mentioned once here that gue ikut BTA. Buat yang gatau BTA itu apa, BTA itu bimbel yang membantu murid-murid yang pengen masuk PTN, which is banyak banget banget BANGET. Persaingannya super ketat bro. Nevertheless, I actually enjoy being there. Ya pokoknya, sistem di BTA ini adalah every once in a while mereka ngadain tryouts gitu, supaya kita-kita ada gambaran bakalan gimana sih tes buat masuk PTN (SBMPTN, SIMAK UI, you name it). Selain itu, tujuan TO-TO ini adalah, tentunya, supaya kita juga belajar. Jadi sejauh ini, we've done 4 tryouts. 3 for SBMPTN, and 1 for SIMAK UI. Dan setiap TO, semua anak-anak yang ikut TO ini (berkisar sekitar 700-800++ murid) dibikin peringkatnya berdasarkan nilai kita. Dan peringkat itu menentukan posisi kita di kelas mana di BTA. Jadi untuk IPA, ada kelas A, B, C, D, E, F, dan seterusnya, gue juga kurang paham sampe abjad apa sih kelas-kelasnya. Nah, dari A, B, C, itu diurutin isi kelasnya. Kalo kelas A, itu 30 anak yang paling pinter gitudeh ceritanya (nyatanya sih, gak juga deh, trust me). Di B, itu isinya 30 anak terpintar selanjutnya, and so on sampe kelas terendah. Pas awal masuk, kita ada placement test which determines which class we will be in. And then on the 2nd semester, we will be placed again in new classes. Same thing goes for after our national exams. For the 2nd semester and post-national exams class, our tryouts rankings-lah yang determine our place. Jadi mau gak mau, kita dipaksa untuk kompetitif juga supaya gak turun kelas. Dan itulah yang terjadi sama gue.
Gue ternyata diterima di kelas A. Padahal gue sama sekali gak pinter dibanding anak-anak yang lain yang ada di kelas itu. Bodoh iya. Gue aja heran bisa masuk A. Singkat cerita, di TO pertama, peringkat gue lumayan lah. 47 dari 806 murid, kalo gak salah. TO kedua mulai autis. Peringkat 115 dari 810-an deh kayaknya. Padahal untuk TO kedua ini gue lumayan belajar, dan TO pertama gue sama sekali gak belajar. TO ketiga ini adalah TO SIMAK, dan merupakan TO terakhir untuk semester 1, yang akan nentuin gue nantinya di kelas mana. Gue sih udah tau, pastilah gue turun kelas. Yha tapi tentu gue gak pengen turun kelas jauh-jauh, cukup turun 1 kelas aja deh. Gue sih merasa TO SIMAK ini gue lumayan bisa, tapi gue gak berani berharap banyak. Pas keluar hasilnya, ternyata hasil gue lumayan dibanding hasil secara umum, tapi anak-anak di kelas gue, where the real competition is, hasil nilainya salah-salah gitu, gak sesuai sama apa yang mereka jawab. Katanya sih ada salah scan, tapi punya gue dan beberapa anak diluar kelas ada yang udah bener gitu hasilnya. Tapi sampe sekarang pun masih belom dibenerin juga itu nilai yang salah. Alhasil, peringkat belum ada sama sekali. Akhirnya, kata binglas gue (semacem wali kelas gitu kalo di sekolah) bilang bahwa jadinya peringkat yang dipake buat kelas semester 2 cuma TO pertama dan kedua. Yaelah, gue pikir, agak ngeselin sih ya. Gue kira gue masih ada kesempetan, ternyata nggak. Ya tapi yaudalah, gue udah pasrah banget bakal turun ke kelas C or worse.
Hari pertama semester 2 di BTA, kita TO SBMPTN ke-3, masih di kelas yang sama saat semester 1. Untuk TO ini sih gue gak belajar-belajar amat karena lagi liburan, dan jujur aja gue cape banget semester kemaren. Sampe lelah hati juga istilah kata. Pokoknya lebih niat belajar TO SIMAK waktu itu. Tapi lumayan ada effort belajarnya gitu deh. Pas ngerjainnya, gue merasa lumayan bisa, walaupun tetep susah juga sih. Nah, terus tadi siang, hasilnya baru keluar. Pas gue cek, ya Allah parah banget deh yaampun sampe pengen nangis juga gitu liatnya. Rank gue adalah 150-an dari 700 sekian. Itu parah banget sih. Gue sampe yaampuuunn apalagi sih yang mesti gue lakukan???? Temen-temen lain yang bilang mereka gak belajar, dan ada beberapa yang gue yakin mereka emang gak belajar, tapi dapet nilai yang jauh jauh jauh jauh jauhhhhh lebih bagus dari gue. Dan pastinya rank mereka juga pada jauh di atas gue. To be very honest, gue emang cukup kompetitif kalo masalah ginian. Jujur, dari TK gue udah kebiasa untuk be the best in everything I do. If not the best, then at least do really really well. Gue gak suka banget kalo gue lemah dalam suatu hal yang gue tekuni. Gue kecewanya pake banget. Sedih. Marah. Sama diri gue sendiri. Sampe aduh, hopeless banget kayaknya gaakan tembus PTN deh, apalagi yang persaingan masuknya wow bangetngetnget yang pengen gue masukin. Jalur undangan kayaknya gak dapet, jalur SBMPTN kalo gini terus caranya juga gaakan bisa deh lama-lama. Kenapa gue udah berusaha (walaupun gue akuin, usahanya gak maksimal) sedikit gitu, gak ada hasilnya? Malah nurun jauh banget. Tau sih gue emang gak banyak usaha, but I did put a little effort in it. A little nice result would be okay for me. Gue selalu percaya dengan prinsip bahwa kita akan menuai apa yang kita taburkan. Lama-lama kayaknya gue bisa melepas prinsip ini deh. Gue bingung apa gue emang makin tua makin bodoh apa gimana yaa. Gue harus ngapain lagi? Ini aja gue udah cukup lelah fisik dan emosi. Sumpah gue takut banget nanti gak keterima di PTN yang gue impikan. Ya makanya ini sekarang super sedih baper capek galau takut cemas kecewa marah deh. Bete. Cuman bisa meratap dan berdoa aja deh sekarang.
So, that is all my upset-ness (is that even a word?? geez) about my brain capability, my dumbness, my academics life. I promise the next few posts won't be as gloomy as this one. I definitely will tell about my short trip to Singapore last December. I will also blog about the university I want, and the reasons why I want to continue my study there, desperately so.
I'm done for now.
Georgia - Vance Joy
Okay so I know all this time I've been blogging in English, but I realize that my English skills aren't that good, so it doesn't really allow me to express what I'm thinking or feeling. I just decided that blogging i English will be challenging for me. But maybe just this time, I want to write some stuff in Indonesian, so I can really let out what I'm feeling. This blog is one place where, I think, no one can really judge me and who I really am, especially with the minimal identity information I provide here. Hopefully I'm not wrong.
So last semester, which is my fifth semester in high school, I did not expect my rank in class to be that low. I know where my downfall is, which is in my German class. I felt like I really tried my best and hardest to achieve better grades, since untuk dapet undangan, gue harus menstabilkan nilai gue dari semester 1 sampe 5, yang dimana menurut gue itu masih gojak-gajik banget. Jadi ya gitudeh, gue udah berusaha. Tapi tetep ternyata nilainya gak sememuaskan itu, walaupun masih dalam bilangan cukup stabil sih. Ya intinya sih, gue kecewa aja hasil kerja keras gue ternyata cuman segitu. Tapi yaudalah, it's not like I'm very angry about it or anything. Just a tiny bit upset. I'm not that upset anymore anyways.
But now I'm back to the upset point again. Really upset. So I mentioned once here that gue ikut BTA. Buat yang gatau BTA itu apa, BTA itu bimbel yang membantu murid-murid yang pengen masuk PTN, which is banyak banget banget BANGET. Persaingannya super ketat bro. Nevertheless, I actually enjoy being there. Ya pokoknya, sistem di BTA ini adalah every once in a while mereka ngadain tryouts gitu, supaya kita-kita ada gambaran bakalan gimana sih tes buat masuk PTN (SBMPTN, SIMAK UI, you name it). Selain itu, tujuan TO-TO ini adalah, tentunya, supaya kita juga belajar. Jadi sejauh ini, we've done 4 tryouts. 3 for SBMPTN, and 1 for SIMAK UI. Dan setiap TO, semua anak-anak yang ikut TO ini (berkisar sekitar 700-800++ murid) dibikin peringkatnya berdasarkan nilai kita. Dan peringkat itu menentukan posisi kita di kelas mana di BTA. Jadi untuk IPA, ada kelas A, B, C, D, E, F, dan seterusnya, gue juga kurang paham sampe abjad apa sih kelas-kelasnya. Nah, dari A, B, C, itu diurutin isi kelasnya. Kalo kelas A, itu 30 anak yang paling pinter gitudeh ceritanya (nyatanya sih, gak juga deh, trust me). Di B, itu isinya 30 anak terpintar selanjutnya, and so on sampe kelas terendah. Pas awal masuk, kita ada placement test which determines which class we will be in. And then on the 2nd semester, we will be placed again in new classes. Same thing goes for after our national exams. For the 2nd semester and post-national exams class, our tryouts rankings-lah yang determine our place. Jadi mau gak mau, kita dipaksa untuk kompetitif juga supaya gak turun kelas. Dan itulah yang terjadi sama gue.
Gue ternyata diterima di kelas A. Padahal gue sama sekali gak pinter dibanding anak-anak yang lain yang ada di kelas itu. Bodoh iya. Gue aja heran bisa masuk A. Singkat cerita, di TO pertama, peringkat gue lumayan lah. 47 dari 806 murid, kalo gak salah. TO kedua mulai autis. Peringkat 115 dari 810-an deh kayaknya. Padahal untuk TO kedua ini gue lumayan belajar, dan TO pertama gue sama sekali gak belajar. TO ketiga ini adalah TO SIMAK, dan merupakan TO terakhir untuk semester 1, yang akan nentuin gue nantinya di kelas mana. Gue sih udah tau, pastilah gue turun kelas. Yha tapi tentu gue gak pengen turun kelas jauh-jauh, cukup turun 1 kelas aja deh. Gue sih merasa TO SIMAK ini gue lumayan bisa, tapi gue gak berani berharap banyak. Pas keluar hasilnya, ternyata hasil gue lumayan dibanding hasil secara umum, tapi anak-anak di kelas gue, where the real competition is, hasil nilainya salah-salah gitu, gak sesuai sama apa yang mereka jawab. Katanya sih ada salah scan, tapi punya gue dan beberapa anak diluar kelas ada yang udah bener gitu hasilnya. Tapi sampe sekarang pun masih belom dibenerin juga itu nilai yang salah. Alhasil, peringkat belum ada sama sekali. Akhirnya, kata binglas gue (semacem wali kelas gitu kalo di sekolah) bilang bahwa jadinya peringkat yang dipake buat kelas semester 2 cuma TO pertama dan kedua. Yaelah, gue pikir, agak ngeselin sih ya. Gue kira gue masih ada kesempetan, ternyata nggak. Ya tapi yaudalah, gue udah pasrah banget bakal turun ke kelas C or worse.
Hari pertama semester 2 di BTA, kita TO SBMPTN ke-3, masih di kelas yang sama saat semester 1. Untuk TO ini sih gue gak belajar-belajar amat karena lagi liburan, dan jujur aja gue cape banget semester kemaren. Sampe lelah hati juga istilah kata. Pokoknya lebih niat belajar TO SIMAK waktu itu. Tapi lumayan ada effort belajarnya gitu deh. Pas ngerjainnya, gue merasa lumayan bisa, walaupun tetep susah juga sih. Nah, terus tadi siang, hasilnya baru keluar. Pas gue cek, ya Allah parah banget deh yaampun sampe pengen nangis juga gitu liatnya. Rank gue adalah 150-an dari 700 sekian. Itu parah banget sih. Gue sampe yaampuuunn apalagi sih yang mesti gue lakukan???? Temen-temen lain yang bilang mereka gak belajar, dan ada beberapa yang gue yakin mereka emang gak belajar, tapi dapet nilai yang jauh jauh jauh jauh jauhhhhh lebih bagus dari gue. Dan pastinya rank mereka juga pada jauh di atas gue. To be very honest, gue emang cukup kompetitif kalo masalah ginian. Jujur, dari TK gue udah kebiasa untuk be the best in everything I do. If not the best, then at least do really really well. Gue gak suka banget kalo gue lemah dalam suatu hal yang gue tekuni. Gue kecewanya pake banget. Sedih. Marah. Sama diri gue sendiri. Sampe aduh, hopeless banget kayaknya gaakan tembus PTN deh, apalagi yang persaingan masuknya wow bangetngetnget yang pengen gue masukin. Jalur undangan kayaknya gak dapet, jalur SBMPTN kalo gini terus caranya juga gaakan bisa deh lama-lama. Kenapa gue udah berusaha (walaupun gue akuin, usahanya gak maksimal) sedikit gitu, gak ada hasilnya? Malah nurun jauh banget. Tau sih gue emang gak banyak usaha, but I did put a little effort in it. A little nice result would be okay for me. Gue selalu percaya dengan prinsip bahwa kita akan menuai apa yang kita taburkan. Lama-lama kayaknya gue bisa melepas prinsip ini deh. Gue bingung apa gue emang makin tua makin bodoh apa gimana yaa. Gue harus ngapain lagi? Ini aja gue udah cukup lelah fisik dan emosi. Sumpah gue takut banget nanti gak keterima di PTN yang gue impikan. Ya makanya ini sekarang super sedih baper capek galau takut cemas kecewa marah deh. Bete. Cuman bisa meratap dan berdoa aja deh sekarang.
So, that is all my upset-ness (is that even a word?? geez) about my brain capability, my dumbness, my academics life. I promise the next few posts won't be as gloomy as this one. I definitely will tell about my short trip to Singapore last December. I will also blog about the university I want, and the reasons why I want to continue my study there, desperately so.
I'm done for now.
Georgia - Vance Joy